Jumat, 12 April 2013

Sistem Periodik Unsur


Sistem Periodik Unsur

Seperti yang pernah kita pelajari di kelas X, bahwa sistem periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur-lajur horizontal (periode) disusun berdasarkan kenaikan nomor atom, sedangkan lajur-lajur vertikal (golongan) berdasarkan kemiripan sifat. Sedangkan pada pokok bahasan ini, kita akan mempelajari hubungan antara sistem periodik dengan konfigurasi elektron.

A.  Hubungan Sistem Periodik dengan Konfigurasi Elektron

Para ahli kimia pada abad ke-19 mengamati bahwa terdapat kemiripan sifat yang berulang secara periodik (berkala) di antara unsur-unsur. Kita telah mempelajari usaha pengelompokan unsur berdasarkan kesamaan sifat, mulai dari Johann Wolfgang Dobereiner (1780 – 1849) pada tahun 1829 dengan kelompok-kelompok triad. Kemudian pada tahun 1865, John Alexander Reina Newlands (1838 – 1898) mengemukakan pengulangan unsur-unsur secara oktaf, serta Julius Lothar Meyer (1830 – 1895) dan Dmitri Ivanovich Mendeleev (1834 – 1907) pada tahun 1869 secara terpisah berhasil menyusun unsur-unsur dalam sistem periodik, yang kemudian disempurnakan dan
diresmikan oleh IUPAC pada tahun 1933. Unsur-unsur yang jumlah kulitnya sama ditempatkan pada periode (baris) yang sama.


Nomor periode = jumlah kulit


Unsur-unsur yang hanya mempunyai satu kulit terletak pada periode pertama (baris paling atas). Unsur-unsur yang mempunyai dua kulit terletak pada periode kedua (baris kedua), dan seterusnya.

Contoh :
5B : 1s2, 2s2, 2p1
Periode 2
15P : 1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p3
Periode 3
25Mn : [Ar], 3d5, 4s2
Periode 4
35Br : [Ar], 3d10, 4s2, 4p5
Periode 4


Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan nomor periode suatu unsur dapat diambil dari nomor kulit paling besar. Dengan berkembangnya pengetahuan tentang struktur atom, telah dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat unsur ditentukan oleh konfigurasi elektronnya, terutama oleh elektron valensi. Unsur-unsur yang memiliki struktur elektron terluar (elektron valensi) yang sama ditempatkan pada golongan (kolom) yang sama. Dengan demikian, unsur-unsur yang segolongan memiliki sifat-sifat kimia yang sama. Penentuan nomor golongan tidaklah sesederhana seperti penentuan nomor periode. Distribusi elektron-elektron terluar pada subkulit s, p, d, dan f sangatlah menentukan sifat-sifat kimia suatu unsur. Oleh karena itu, unsur-unsur perlu dibagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut.

1.      Unsur-unsur Utama (Representatif)

Unsur-unsur utama adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada subkulit s atau subkulit p.


Aturan penomoran golongan unsur utama adalah:

a. Nomor golongan sama dengan jumlah elektron di kulit terluar.
b. Nomor golongan dibubuhi huruf A (sistem Amerika).




Beberapa Contoh unsur dan golongannya

Unsur
Konfigurasi Elektron
Golongan
3Li
1s2, 2s1
IA atau 1
4Be
1s2, 2s2
IIA atau 2
5B
1s2, 2s2, 2p1
IIIA atau 13
5B
1s2, 2s2, 2p1
IIIA atau 13
6C
1s2, 2s2, 2p2
IVA atau 14
7N
1s2, 2s2, 2p3
VA atau 15
8O
1s2, 2s2, 2p4
VIA atau 16
9F
1s2, 2s2, 2p5
VIIA atau 17
10Ne
1s2, 2s2, 2p6
VIIIA atau 18



Nama-nama golongan unsur pertama

Golongan
Nama Golongan
Elektron Terluar
Nomor Atom
Golongan
IA
alkali
ns1
GM + 1
IA
IIA
alkali tanah
ns2
GM + 2
IIA
IIIA
boron
ns2 , np1
GM – 5
IIIA
IVA
karbon
ns2, np2
GM – 4
IVA
VA
nitrogen
ns2, np3
GM – 3
VA
VIA
oksigen
ns2, np4
GM – 2
VIA
VIIA
halogen
ns2, np5
GM – 1
VIIA
VIIIA
gas mulia
ns2, np6
GM
VIIIA


Keterangan: n = nomor kulit
GM = nomor atom gas mulia

Catatan
1.      Hidrogen, dengan konfigurasi elektron 1s1, tidak termasuk golongan IA (alkali), meskipun sering ditempatkan sekolom dengan golongan alkali. Akan tetapi, hidrogen tidak dapat dimasukkan ke dalam golongan manapun, dan sebaiknya ditempatkan di tengah-tengah pada bagian atas sistem periodik.

2.      Helium, dengan konfigurasi elektron 1s2, adalah salah satu gas mulia. Jadi, meskipun hanya memiliki dua elektron, helium termasuk golongan VIIIA.


2.      Unsur-unsur Transisi (Peralihan)


Unsur-unsur transisi adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada subkulit d. Berdasarkan prinsip Aufbau, unsur-unsur transisi baru dijumpai mulai periode 4. Pada setiap periode kita menemukan 10 buah unsur transisi, sesuai dengan jumlah elektron yang dapat ditampung pada subkulit d. Diberi nama transisi karena terletak pada daerah peralihan antara bagian kiri dan kanan sistem periodik.

 Aturan penomoran golongan unsur transisi adalah:
a. Nomor golongan sama dengan jumlah elektron pada subkulit s ditambah d. 
b. Nomor golongan dibubuhi huruf B.


Catatan                                   :
1
Jika s + d = 9,
golongan VIIIB.
2
Jika s + d = 10,
golongan VIIIB.
3
Jika s + d = 11,
 golongan IB.
4
Jika s + d = 12,
 golongan IIB.

Beberapa contoh unsur transisi dan golongannya

Unsur
Konfigurasi Elektron
Golongan
21Sc [Ar],
3d1, 4s2
IIIB atau 3
22Ti [Ar],
3d2, 4s2
IVB atau 4
23V [Ar],
3d3, 4s2
VB atau 5
24Cr [Ar],
3d5, 4s1
VIB atau 6
25Mn [Ar],
3d5, 4s2
VIIB atau 7
26Fe [Ar],
3d6, 4s2
VIIIB atau 8
27Co [Ar],
3d7, 4s2
VIIIB atau 9
28Ni [Ar],
3d8, 4s2
VIIIB atau 10
29Cu [Ar],
 3d10, 4s1
IB atau 11
30Zn [Ar],
3d10, 4s2
IIB atau 12



3.      Unsur-unsur Transisi-Dalam


Unsur-unsur transisi–dalam adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya berakhir pada subkulit f. Unsur-unsur transisi-dalam hanya dijumpai pada periode keenam dan ketujuh dalam sistem periodik, dan ditempatkan secara terpisah di bagian bawah. Sampai saat ini, unsur-unsur transisi-dalam belum dibagi menjadi golongan-golongan seperti unsur utama dan transisi. Unsur-unsur ini baru dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu unsur lantanida dan unsur aktinida. Unsur-unsur lantanida (seperti lantanum), adalah unsur-unsur yang elektron terakhirnya mengisi subkulit 4f dan unsur-unsur aktinida (seperti aktinum), adalah unsur-unsur yang elektron terakhirnya mengisi subkulit 5f.


B.     Kegunaan Sistem Periodik

Sistem periodik dapat digunakan untuk memprediksi harga bilangan oksidasi, yaitu:

1.      Nomor golongan suatu unsur, baik unsur utama maupun unsur transisi, menyatakan bilangan oksidasi tertinggi yang dapat dicapai oleh unsur tersebut. Hal ini berlaku bagi unsur logam dan unsur nonlogam.

2.       Bilangan oksidasi terendah yang dapat dicapai oleh suatu unsur bukan logam adalah nomor golongan dikurangi delapan. Adapun bilangan oksidasi terendah bagi unsur logam adalah nol. Hal ini disebabkan karena unsur logam tidak mungkin mempunyai bilangan oksidasi negatif.


Sistem Periodik dan Aturan Aufbau; Blok s, p, d, dan f


Kaitan antara sistem periodik dengan konfigurasi elektron (asas Aufbau) dapat dilihat seperti pada gambar.




Dapat kita lihat bahwa asas Aufbau bergerak dari kiri ke kanan sepanjang periode, kemudian meningkat ke periode berikutnya. Setiap periode dimulai dengan subkulit ns dan ditutup dengan subkulit np (n = nomor periode).


Berdasarkan jenis orbital yang ditempati oleh elektron terakhir, unsur-unsur dalam sistem periodik dibagi atas blok s, blok p, blok d, dan blok f.

a.       Blok s: golongan IA dan IIA
Blok s tergolong logam aktif, kecuali H dan He. H tergolong nonlogam, sedangkan He tergolong gas mulia.

b.      Blok p: golongan IIIA sampai dengan VIIIA
Blok p disebut juga unsur-unsur representatif karena di situ terdapat semua jenis unsur logam, nonlogam, dan metaloid.

c.       Blok d: golongan IIIB sampai dengan IIB
Blok d disebut juga unsur transisi, semuanya tergolong logam.

d.      Blok f: lantanida dan aktinida Blok f disebut juga unsur transisi–dalam, semuanya tergolong logam. Semua unsur transisi–dalam periode 7, yaitu unsur-unsur aktinida, bersifat radioaktif.

0 komentar:

Posting Komentar